Harga Minyak Dunia Menguat Didukung OPEC+

Harga Minyak Dunia Menguat Didukung OPEC+
Harga Minyak Dunia Menguat Didukung OPEC+

JAKARTA - Harga minyak dunia kembali menunjukkan tren positif pada perdagangan Selasa, 9 September 2025 pagi.Lonjakan ini dipicu oleh keputusan OPEC+ untuk menambah produksi minyak secara lebih hati-hati daripada ekspektasi pasar, serta meningkatnya kekhawatiran terkait pasokan global akibat potensi sanksi baru terhadap Rusia.

Melansir Reuters, pada pukul 00.05 GMT, harga minyak mentah Brent tercatat naik 22 sen atau 0,33% menjadi US$66,24 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) naik 24 sen atau 0,39% ke level US$62,50 per barel. Kenaikan ini menegaskan dinamika pasar minyak yang sensitif terhadap keputusan produksi OPEC+ dan isu geopolitik global.

OPEC+, yang terdiri dari delapan anggota utama OPEC dan sekutu, memutuskan pada Minggu, 7 September 2025 untuk meningkatkan produksi mulai Oktober sebesar 137.000 barel per hari (bph). Volume ini jauh lebih rendah dibandingkan kenaikan sebelumnya, yaitu sekitar 555.000 bph pada Agustus–September dan 411.000 bph pada Juli–Juni. Keputusan ini pun berada di bawah ekspektasi sejumlah analis yang mengantisipasi peningkatan lebih besar.

Baca Juga

Pembangunan Listrik: Strategi Energi Mandiri dan Lapangan Kerja

“Langkah Oktober ini menandai pembalikan pemangkasan produksi yang sebelumnya direncanakan bertahan hingga akhir 2026, setelah kembalinya pasokan tertahan dalam beberapa bulan terakhir,” jelas Daniel Hynes, Senior Commodity Strategist ANZ, dalam catatan risetnya kepada klien. Pernyataan ini menekankan bahwa pasar minyak kini menyesuaikan diri dengan tambahan pasokan yang lebih moderat, sehingga menopang harga.

Selain keputusan OPEC+, pasar minyak juga mendapat sentimen dari rencana sanksi baru terhadap Rusia. Kabar ini muncul setelah serangan udara terbesar Rusia ke Ukraina yang menargetkan salah satu gedung pemerintahan di Kyiv. Presiden AS Donald Trump menyatakan siap melangkah ke fase kedua pembatasan.

Pejabat tinggi sanksi Uni Eropa bersama tim ahli sedang berada di Washington untuk membahas langkah terkoordinasi pertama antara AS dan Eropa sejak Trump kembali ke Gedung Putih. Jika sanksi tambahan ini diterapkan, pasokan minyak Rusia ke pasar global berpotensi berkurang, sehingga memberikan dorongan lebih lanjut terhadap harga minyak.

Dari sisi makroekonomi, investor juga menantikan hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan depan. Saat ini, pasar memperkirakan peluang sebesar 89,4% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Penurunan suku bunga berpotensi menurunkan biaya pinjaman, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan secara tidak langsung meningkatkan permintaan minyak.

Dalam konteks ini, kombinasi faktor-faktor teknis dan geopolitik menjadi penentu utama pergerakan harga minyak. Di satu sisi, keputusan OPEC+ yang menambah produksi secara moderat membatasi lonjakan pasokan yang berlebihan. Di sisi lain, potensi sanksi terhadap Rusia menimbulkan kekhawatiran pasokan global, sehingga menciptakan keseimbangan antara pasokan dan permintaan yang menopang harga.

Sejumlah analis menilai, pasar minyak saat ini tengah memasuki fase volatilitas tinggi karena adanya kombinasi faktor pasokan dan geopolitik. Pasokan yang terkendali dari OPEC+ memberikan sinyal stabilisasi, sementara tekanan geopolitik dari konflik Rusia-Ukraina menambah ketidakpastian di pasar.

Harga Brent dan WTI yang menguat menandai respons cepat pasar terhadap berita terbaru. Brent naik menjadi US$66,24 per barel, sementara WTI mencapai US$62,50 per barel, mengindikasikan bahwa investor masih memperhitungkan potensi gangguan pasokan global dalam strategi mereka.

Selain itu, sentimen terhadap minyak juga dipengaruhi oleh ekspektasi ekonomi global. Pemangkasan suku bunga The Fed dipandang sebagai katalis bagi pertumbuhan ekonomi dan konsumsi energi. Penurunan suku bunga biasanya menurunkan biaya pembiayaan industri dan transportasi, sehingga mendorong permintaan minyak dan energi secara keseluruhan.

Secara historis, pasar minyak selalu sensitif terhadap kombinasi keputusan produksi OPEC+ dan kondisi geopolitik. Langkah moderat OPEC+ kali ini menunjukkan kehati-hatian dalam menyeimbangkan antara kebutuhan untuk menjaga harga minyak dan memberikan pasokan yang cukup ke pasar. Sementara itu, ancaman sanksi Rusia menambah dimensi risiko geopolitik yang harus diperhitungkan oleh para pelaku pasar.

Dengan latar belakang ini, harga minyak diperkirakan akan tetap berfluktuasi dalam beberapa pekan mendatang, tergantung pada perkembangan keputusan OPEC+, implementasi sanksi Rusia, dan hasil rapat FOMC. Investor, produsen, dan konsumen minyak akan terus memantau dinamika ini untuk menyesuaikan strategi perdagangan dan konsumsi mereka.

Secara keseluruhan, kenaikan harga minyak Selasa (9/9) pagi menjadi refleksi dari sentimen pasar yang dipengaruhi kombinasi faktor teknis, geopolitik, dan makroekonomi. Keputusan OPEC+ yang moderat, potensi sanksi Rusia, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menjadi faktor utama yang membentuk arah pergerakan harga minyak dalam jangka pendek.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman

HUT Elnusa Dirayakan Lewat Khitanan Massal

HUT Elnusa Dirayakan Lewat Khitanan Massal

5 Pilihan Perumahan Bebas Banjir di Malang, Aman dan Nyaman

5 Pilihan Perumahan Bebas Banjir di Malang, Aman dan Nyaman